Ujung Penis Terpotong Saat Khitan, Ini Penjelasan Medisnya

Ujung Penis Terpotong Saat Khitan, Ini Penjelasan Medisnya

Belajar dari kasus bocah di Pekalongan, sebagaimana diberitakan radarcirebon.com berjudul Ujung Penis Bocah di Pekalongan Ini Terpotong saat Dikhitan mari mengusut apa yang bisa terjadi dan perlu dilakukan jika penis terpotong saat sunat. Kepala penis seorang bocah di Pekalongan, Jawa Tengah, tak sengaja terpotong sekitar dua cm saat sunat. Proses sunat tidak dilakukan dokter profesional, melainkan oleh pensiunan mantri kesehatan yang mengaku sedang apes karena lalai. Berdasarkan penuturan sang mantri, sunat tersebut dilakukan dengan alat pemotong listrik (electric cautery) atau yang kita kenal sebagai teknik khitan laser. Konsekuensi kelalaian seperti ini tak main-main. Dampak fisik dan mental seorang anak yang penisnya terpotong saat sunat bisa sangat serius. Di Jenewa pada 2017, menukil artikel Doctor accidentally cut off boy\'s penis during circumcision procedure dan Daily Mail, sebuah keluarga menuntut dokter untuk dampak kelalaiannya tiga tahun sebelumnya terhadap putra mereka yang disunat ketika berusia empat tahun. Alih-alih segera melarikan sang anak ke rumah sakit, selama empat jam dokter meminta keluarga menunggunya mencari ukuran kateter yang tepat untuk memasang kembali penis. Meski penisnya berhasil direkonstruksi, dalam beberapa bulan setelah operasi bocah itu tidak bisa buang air kecil secara normal. Ibunya bilang, air kencing menyembur ke tiga arah. Bentuk penisnya tidak sempurna, sedikit bengkok. Ia pun harus berjuang menghadapi trauma sekitar tiga tahun, dan masih perlu menunggu sampai berusia 18 tahun, untuk melihat apakah prosedur lebih lanjut terhadap penisnya diperlukan. Sunat atau secara medis disebut sirkumsisi adalah tindakan memotong sebagian atau seluruh kulup. Kulup merupakan kulit penutup di ujung penis yang bisa ditarik untuk melindungi kepala penis. Bila terjadi kesalahan saat sunat seperti penis terpotong, kata dr Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, biasanya itu tidak sampai memengaruhi dua fungsi penis, yaitu sebagai saluran kencing dan fungsi seksual. Namun, lanjut dia, sebesar apa masalah yang bisa ditimbulkan kembali lagi pada kondisi penderita. Pada bocah Pekalongan misalnya, terpotong oleh laser jauh lebih berisiko dibanding menggunakan pisau. dr Mahdian menjelaskan, penis yang terpotong pisau masih memungkinkan untuk disambung lagi selama jaringannya belum mati. Beda halnya dengan terpotong laser yang sangat kecil kemungkinannya untuk disambung kembali. \"Karena jaringannya mengalami luka bakar,\" papar spesialis bedah saraf itu. Ia pun menyatakan bahwa teknik laser merupakan metode sunat yang paling berbahaya karena paling mungkin menyebabkan amputasi. Meski dinamai laser, alat tersebut sebetulnya lempengan besi yang dipanaskan dengan aliran listrik sehingga bisa digunakan sebagai pisau bedah. Tak mengherankan pula jika sifat panasnya kemudian menyebabkan luka bakar di penis. Bahkan, walau tidak memengaruhi fungsi penis, dr. Andi Sugiarto Sp.RM, pakar Seksologi, mengatakan bahwa terpotongnya kepala penis akan mengurangi sensitivitas organ vital tersebut. Ini disebabkan pusat rangsangan dan saraf perasa penis yang paling sensitif berada di bagian kepala penis. Kendati demikian, dr. Andi juga menegaskan bahwa kepala penis yang terpotong kelak masih bisa berfungsi untuk bereproduksi, tergantung seberapa panjang sisa alat vital yang masih ada. Sebab, kepala penis tidak berhubungan dengan organ reproduksi sperma. Sperma diproduksi di bagian testis atau buah zakar. Lantas, bisakah penis terpotong diselamatkan? Ada satu-satunya cara yang bisa dilakukan yakni dengan bedah rekonstruksi. Rekonstruksi, kata dr. Mahdian, mampu menutup luka bakar yang terjadi karena metode laser, sekaligus menghindari tertutupnya saluran kencing dan saluran sperma. \"Ini direkonstruksi sama bedah plastik atau andrologi,\" tegasnya. Ia juga berpesan, apapun penyebab penis sampai terpotong, agar segera direkontruksi ahli tanpa berlama-lama. Sebab untuk mendapatkan penis yang kembali sehat, ”Tergantung jaringannya sudah membusuk atau belum. Kalau habis terpotong langsung dimasukin ke es bisa, tapi kan enggak mungkin juga ya,\" gurau dr. Mahdian. Sama pentingnya dengan rekonstruksi fisik, dr. Andi mengingatkan bahwa yang perlu diperhatikan adalah pemulihan mental korban karena dirinya pasti mengalami syok. “Korban harus diedukasi dan didampingi. Diyakinkan bahwa alat vitalnya masih akan tetap bisa berfungsi normal, meski tak sesempurna seperti organ yang masih utuh. Analoginya hampir sama dengan jari yang terpotong hingga pangkal kuku, ia masih bisa digunakan untuk menulis dan aktivitas lainnya,” pungkas dr Andi. Untuk mencegah hal serupa terulang, dr. Irfan Wahyudi SpU, dokter spesialis urologi menyarankan, khususnya bagi Anda yang memilih metode sunat laser, agar tidak terlena dengan harga lebih murah. Lalu tanyakan prosedur sunat untuk memastikan keamanan dan pastikan tempatnya bersih. \"Komplikasi bisa dihindari kalau dokter menggunakan metode yang tepat. Itu gunanya mencari tempat yang kredibel untuk melakukan sunat. Dokter biasanya akan memeriksa kondisi penis pasien. Lalu ditentukan metode yang tepat sesuai kondisinya,\" ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: